Friday 16 January 2009

Budidaya nila merah (teori dan praktek.)

Presenter : Fella SumendapReporter : Yadi SupyandiJuru Kamera : Medi KuswediPenyunting gambar : Yogya HarmokoLokasi : Subang, Jawa Barat
Ini merupakan kolam ikan nila merah super jumbo. Bentuknya lebih besar dibanding ikan nila biasa. Bila dimasak, rasa dagingnya juga lebih gurih. Para petani ikan air tawar menyebut ikan ini sebagai ikan nila Bangkok
Sesuai sebutannya, induk ikan ini memang berasal dari Bangkok, Thailand.
Budidaya ikan nila Bangkok dilakukan di kolam air deras, seperti di kawasan Cijambe, Subang, Jawa Barat. Daerah ini memang sangat cocok untuk budidaya ikan air tawar. Air sungainya bersih dan debitnya cukup, meskipun di musim kemarau.
Kawasan Cijambe, Subang, Jawa Barat dari Jakarta dapat ditempuh sekitar tiga jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan bermotor. Melalui jalan tol Jakarta � Cipularang, keluar di pintu tol Sadang, Purwakarta. Perjalanan dilanjutkan melewati Jalan Kali Jati dan Kota Subang.
Disinilah tempat budidaya ikan nila Bangkok. Di kolam-kolam ini, Emma, pemiliknya, menekuni usaha budidaya ikan nila merah sejak enam tahun lalu.
Kolam pemeliharaan ikan disini cukup luas. Untuk bertemu pemiliknya, saya harus berjalan melintasi kolam. Pemeliharaan ikan nila Bangkok disini dilakukan di kolam air deras. Air dari sungai dialirkan ke dalam kolam, lalu kembali dialirkan ke sungai.
Metode semacam ini memiliki keunggulan tersendiri, pertumbuhan ikan lebih cepat dan dagingnya tidak berbau lumpur. Selain itu, ikan yang terus bergerak membuat dagingnya lebih padat berisi.
Budidaya ikan nila Bangkok tidak rumit. Anakan ikan seberat 10 hingga 50 gram, dibesarkan hingga mencapai berat setengah kilogram per ekor. Ukuran ikan siap dipasarkan.
Yang perlu diperhatikan dalam proses pembesaran ini, selain kualitas air kolam harus bersih, pemberian pakan berupa pelet juga harus rutin dilakukan.
Ikan hasil budidaya di kolam ini dijual ke wilayah Jawa Barat, Banten dan Jakarta. Ikan segar dijual dalam keadaan hidup dengan dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi oksigen. Harganya 12 ribu rupiah per kilogram.
Ikan nila Bangkok ini juga dijual dalam keadaan beku dan kotorannya telah dibersihkan, dengan dibungkus plastik.(Helmi Azahari/Ijs)
Read More...

Membuat Miniatur Pesawat Fiberglass


Membuat Model Pesawat Fiberglass



Membuat model pesawat dari bahan fiberglass merupakan hobi tersendiri bagi mereka yang kreatif sekaligus menyukai dunia kedirgantaraan. Lebih dari itu,
bila ditekuni secara serius, hobi ini bisa dikembangkan menjadi bisnis usaha menengah maupun besar hingga menjadi sumber pendapatan. Beberapa pengrajin di Jakarta, sebut saja Dyono dan muridnya, Marison, sudah membuktikannya.

Pembaca setia Angkasa yang ingin coba-coba membuatnya, dapat menyediakan bahan sebagai berikut: resin, talk, katalis, dan alumunium lembaran. Bila ingin membuat dalam jumlah banyak, beli pula epoxy atau silikon untuk cetakannya. Bahan-bahan ini bisa dibeli di toko kimia industri. Di Jakarta, banyak terdapat di daerah Glodok.

Cara Pengerjaan:

1. Cari gambar three view drawing dari pesawat yang akan dibuat modelnya. Gambar tiga sisi ini sangat membantu dalam menentukan lekuk-lekuk maupun ketebalan pesawat model agar presisi sesuai pesawat aslinya. Perbesar gambar tiga sisi sesuai skala yang diinginkan, lalu pindahkan gambar ke atas alumunium lembaran yang mempunyai ketebalan 3 mm-6 mm. Lalu gunting. Agar mudah, buat potongan terpisah antara badan pesawat, sayap, dan kemudi ekor.

2. Campurkan talk dan resin sampai kental seperti adonan semen. Kemudian tambahkan katalis sebagai pengeras adonan dengan perbandingan 1: 10. Hati-hati dalam menggunakan katalis, karena cairan ini efeknya seperti air keras bila mengenai kulit.

3. Tempelkan adonan ke dalam guntingan alumunium secara bertahap menggunakan alat yang sesuai dan bentuklah sedemikian rupa sesuai gambar tiga sisi pesawat aslinya. Setelah itu keringkan hingga mengeras, lalu haluskan dengan kikir maupun ampelas.

4. Bila ingin memperbanyak, model pertama (master) bisa dipakai untuk membuat cetakan. Cetakan bisa dibuat dari bahan epoxy atau silikon. Bila menggunakan epoxy tinggal menyapukannya saja ke dalam master menggunakan kuas. Bila menggunakan Silikon, siapkan kertas karton lalu buat menjadi kotak memipih. Masukkan master model ke dalamnya dan tuangkan cairan silikon. Cetakan dari bahan epoxy, agar kering, membutuhkan waktu pengeringan lima hari, sedangkan bila menggunakan silikon waktu pengeringan hanya 12 jam saja. Cetakan dari bahan silikon punya sedikit kelemahan. Setelah digunakan 100 kali, cetakan ini biasanya berubah bentuk.

5. Setelah punya cetakan, kita tinggal memasukkan adonan ke dalam cetakan dan tunggu hingga kering. Bila sudah mengeras, keluarkan model dari cetakan dan haluskan dengan kikir maupun ampelas. Kemudian beri cat dasar.

6. Sambungkan bagian badan, sayap, dan kemudi ekor menggunakan adonan. Demikian pula untuk mesin yang digantung di sayap. Cetakan mesin sebaiknya dibuat terpisah dengan cara seperti diuraikan di atas.

7. Setelah sambungan mengering, haluskan lagi, lalu beri cat dan stiker sesuai logo yang dibutuhkan.

Membuat model dari bahan fiberglass memang tidak dijamin langsung berhasil baik. Di sini diperlukan kesabaran dan keuletan. Semakin lama jam terbang, semakin halus pula hasil pengerjaannya. Inilah yang menjadi keunggulan produk yang dipasarkan. Bila Anda berhasil, siap-siaplah menerima pesanan. (ron)
Read More...